SALING MENGHORMATI ITU INDAH
SALING MENGHORMATI ITU INDAH-Dalam kajian Islam, kita bisa melihat banyak referensi yang digunakan untuk melengkapi sebuah penyampaian para pendakwah ketika sedang berceramah atau ketika memberikan kultum. Katakan saja referensi itu bersumber dari kitab-kitab, buku-buku, dan karya-karya para ulama atau cendekiawan muslim.
Kajian Islami tidak terlepas dari perbedaan-perbedaan, entah itu perbedaan pendapat, karakteristik seorang penceramah, perbedaan gaya penyampaian, bahkan lebih dalam lagi yaitu perbedaan dalam menguasai ilmu.
Apakah perbedaan itu harus di permasalahkan? Tentu jawabannya tidak, karena setiap perbedaan adalah kebijaksanaan dan juga rahmat.
Tugas kita misalkan sebagai seorang audien (jamaah) atau pendengar kajian adalah menerima ilmu yang di sampaikan, agar ilmu itu bisa diserap. Akan tetapi, kita bisa melihat ilmu apa yang disampaikan dalam kajian tersebut, maka itu sepandai-pandai kita sebagai audien (jamaah) untuk memfilter (menyaring) ilmu tersebut. Dikarenakan setiap ilmu tidak untuk ditelan bulat-bulat atau mentah-mentah, akan tetapi kita mesti memilih dan memilahnya pribadi, yakni dengan cara bertanya apabila kita sebagai audien (jamaah) masih belum bisa untuk memahami dari apa yang disampaikan.
Di zaman sekarang ini sudah sangat banyak bermunculan para ustadz muda, tidak lain hanya untuk memberikan siraman rohani dan untuk menyampaikan suatu kebenaran. Dengan banyaknya para pendakwah, maka tidak bisa dipungkiri lagi akan adanya sebuah perbedaan, dan yang terkenal sekarang adalah masalah berbeda aliran atau pemahaman. Saling klaim-mengklaim tentang suatu dakwah yang baik, terkadang yang lain di hukumi sebagai suatu dakwah yang salah, bahkan juga sesat.
Ada banyak orang telah berkontribusi demi berkembangnya ajaran agama Islam, walaupun orang itu tidak cukup dikenali oleh khalayak banyak. Tetapi dari setiap orang yang berkontribusi untuk kepentingan agama tidak terlalu mementingkan bahwa dirinya harus selalu dikenali dan terkenal.
Kontribusi untuk kepentingan agama sangat ditekankan, karenanya agama bisa semakin berkembang, orang-orang yang haus akan ilmu agama pun bisa menjadi tenang.
Ketika saling menghormati, itu adalah sikap yang sangat baik. Jangan sampai kita yang merasa tidak satu frekuensi sama orang lain, maka kesimpulan yang kita ambil adalah membenci orang tersebut. Oleh karenanya dengan sikap seperti itu bisa saja menimbulkan perpecahan, dan silaturrahim pun tidak menjadi erat lagi.
Pentingnya saling menghormati agar dihormati juga oleh orang lain. Tanpa saling menghormati, yang ada hanyalah rasa sombong dalam diri. Berusahalah untuk tetap saling menghormati, walau orang yang lebih muda sekali pun kita harus hormati dan sayangi.
Oleh karena itu, gunakanlah otak kita berpikir bagaimana kita saling menghormati. Jangan gunakan otak kita berpikir hanya bagaimana supaya kita saja yang dihormati, itu adalah otaknya yang dangkal, dan gaya berpikirnya yang salah.
Komentar
Posting Komentar