HANYA KARENA MERASA DIRI BENAR, ORANG LAIN PUN MENJADI SALAH

BAHAYA ITU KETIKA KITA MERASA DIRI BENAR - Satu tambah dua sama dengan tiga, sepuluh dikurangi tujuh sama dengan tiga. Berbeda dalam metode menghitung sebenarnya tidak menjadi masalah bagi siapapun. Kadang kala, dalam setiap pribadi manusia memiliki gaya menghitung yang bervariasi. Namun, hasil yang ditunjukkan tetap sama, dan tidak perlu di perdebatkan.

Dalam berkomunikasi, satu pegangan referensi yang di bedah dalam keberlangsungan komunikasi itu sendiri, referensi yang sama, buku yang serupa, dan makna pun tiada bedanya. Hanya saja yang terjadi adalah gaya penyampaiannya, vokal atau tidak orang yang menyampaikan pun hasilnya tetap sama dalam konteks satu referensi yang digunakan untuk menjadi bahan penyampaian kepada audien.

Orang yang pandai dalam berkomunikasi bukanlah orang yang menguasai banyak ilmu, lalu kemudian bahasa yang digunakan cenderung memakai bahasa yang sulit untuk dipahami. Sebenarnya, orang yang pandai berkomunikasi adalah orang yang bisaa mengatur gaya bahasanya, orang yang bisaa membaca sampai mana bahasanya itu mudah diserap oleh pendengarnya. Sehingga kepuasan pendengar terhadap penyampaian adalah suatu harapan yang sangat besar.

Kebingungan sering terjadi dikalangan orang awam, kebingungan itu bukan hanya dari segi komunikasi yang sedang berlangsung, akan tetapi kebingungan itu adalah masalah doktrinasi yang terkadang saling mengklaim bahwa pendapat ini dan itu salah, cara dakwah ini dan itu salah. Akhirnya kebingungan pun merajalela.

Banyak orang merasa diri benar karena komunikasinya bagus. Sehingga dengan komunikasi yang bagus itu mudah untuk mempengaruhi seorang pendengar. Mulai dari tutur bahasa yang halus, sikap yang sopan, sehingga dengan cara demikian itu orang awam tidak bisa menyimpulkan apa maksud dari orang tersebut.

Dengan menggunakan pakaian yang rapi, lenggak-lenggok jalan yang merunduk belum tentu orang itu sependapat dengan apa yang dia tidak setujui. 

Disisi lain, banyak dari kalangan pendakwah yang sangat tidak setuju apabila merasa tersaingi. Faktor kecemburuan pun tidak bisa terelakkan dalam hal seperti ini. Dengan merasa diri tersaingi justru bisa menimbulkan sedikit kebencian disisi lainnya juga, karena pada dasarnya orang yang merasa tersaingi itu sangat mudah di kendalikan oleh hawa nafsu, sehingga lupa arah, dan bahkan bahasanya yang keluar itu tidak menutup kemungkinan hanyalah hujatan, sindiran, dan walaupun sindiran itu menggunakan satire (sindiran halus).

Jangan karena merasa diri benar, maka orang lain pun menjadi salah. Karena kalau merasa diri paling benar itu, belum tentu juga orang lain akan menganggap kita sebagai orang yang selalu benar. Hal yang paling dibutuhkan adalah rasa saling menghargai, menghormati siapapun itu, jangan karena beda persepsi maka rasa egois pun semakin tertanam dalam diri.

Komentar

Postingan Populer