Ekspektasi Seorang Guru Honorer
Ekspektasi Guru Honorer - Guru bukan sekedar mengajarkan tentang ilmu. Akan tetapi guru mengajarkan cara kita berkarakter, berbudi pekerti yang baik. Tanpa adanya guru maka tak ada cahaya Budi pekerti yang bisa di pelajari.
Cahaya Budi pekerti itu bisa juga dimulai dari hal-hal kecil yang bisa juga diistilahkan seperti bisanya kita mengetahui tentang apa yang belum kita ketahui sebagai seorang murid. Contohnya yang sederhana saja seperti membedakan mana yang baik dan yang benar.
Guru juga sebagai pengetuk relung hati seorang murid agar bisa menerima apa yang di ajarkan itu. Betapa sabarnya seorang guru dalam mendidik dan dikala meghadapi berbagai macam jenis karakter yang dimiliki oleh seorang murid.
Tanpa adanya guru mungkin kita tidak bisa mengetahui hal-hal yang baru. Mungkin kita juga tidak bisa menjadi seperti yang sekarang ini.
Setiap guru mengajarkan hal yang berbeda dengan cara atau metode yang berbeda. Akan tetapi tujuannya sama yakni sangat berharap bahwa seorang murid itu bisa memahami dari berbagai ilmu yang di ajarkannya.
Guru adalah ujung tombak dari pendidikan. Adanya dokter, polisi, dan pegawai lainnya, itu pun karena adanya seorang guru yang membimbingnya.
Untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah. Karena disana harus ada ketekunan dan Istiqomah dalam mendidik. Kesabaran harus dimiliki oleh seorang guru.
Terlebih menjadi seorang guru honorer yang terkadang ekspektasinya tinggi. Seperti memancing ikan tuna besar di tengah lautan, akan tetapi yang di dapatkan hanya sebuah ikan kecil/ikan teri yang sangat jauh juga dari harapannya. Ini adalah contoh dari gaji seorang guru honorer.
Padahal pendidikan yang di tempuh sama juga dengan profesi yang lain, harus lewat dunia perkuliahan. Bayarannya pun mahal.
Disaat guru honorer ini mengemban profesinya, maka di saat itu juga sang guru honorer ini harus menerima kenyataan yang ada.
Betapa pahitnya penghidupan guru honorer yang terkadang membuat orang yang ingin menjadi seorang guru itu semakin phobia (takut yang keterlaluan) ketika mendengar sebutan guru honorer.
Mungkin yang terbayang itu adalah gaji yang sangat kecil, yang tidak sesuai dengan harapan. Yang ada hanyalah rasa lelah namun tetap sabar menerima keadaan.
Harapan kita bersama adalah semoga bayaran guru honorer setara dengan keletihan yang dialami. Kita tidak bisa membayangkan jikalau bayarannya tetap di bawah standar. Kita membayangkan biaya hidup yang semakin hari semakin mahal. Belum juga masalah keluarga yang bisa jadi dia (guru honorer) itu adalah sebagai tulang punggung keluarganya. Di sisi lain juga banyak yang sudah menikah dan mempunyai seorang anak.
Kalau pendapatannya sedikit/kecil, lalu bagaimana caranya untuk memenuhi keperluan hidup yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar